Analisis Algoritma ID3 Pada Kunjungan Akseptor KB di Kota Banjarmasin

Main Article Content

Laurensia Yunita
Fadhiyah Noor Anisa
Rina Saputri

Abstract

Adanya penurunan akseptor KB mulai dari bulan Februari hingga Maret akan memiliki dampak terhadap terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan dan mengalami risiko dikehamilannya. Jika Akseptor yang sebelumnya aktif melakukan kunjungan ulang namun saat kunjungan berikutnya tidak melakukan kunjungan ulang maka proteksi terhadap kehamilan menjadi tidak ada sehingga kemungkinan kehamilan bisa terjadi. Dilihat dari beberapa alat kontrasepsi  misalnya pil KB memiliki resiko kehamikan sebesar 20%, suntik KB sebesar 10% , IUD sebesar 15%. Jumlah tersebut jika terjadi penambahan kehamilan berkisar antara 370.000 sampai 500.000 kehamilan. Kunjungan ini bertujuan untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi oleh tenaga kesehatan dalam upaya menjarangkan kehamilan, menunda atau pun mengakhiri kesuburan. Namun selama wabah covid -19 dimana masyarakat diharuskan untuk tetap di rumah dan mengurangi berkegiatan diluar menyebabkan akseptor KB menunda untuk melakukan kunjungan ulang ke tenaga kesehatan  karena khawatir tertular covid -19. Tujuan penelitian untuk mengetahui determinan kunjungan akseptor KB di Kota Banjarmasin pada masa pandemi covid-19. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan sasaran wanita usia subur sebanyak 133 orang dan dianalisis menggunakan Algoritma ID3.  Hasil penelitian menggunakan analisis algoritma ID3 terlihat faktor kunjungan akseptor KB didapatkan bahwa variabel pengetahuan merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap kunjungan akseptor KB. Sedangkan untuk variabel umur, pendidikan, dan dukungan suami menjadi variabel penyerta. Kesimpulan dari penelitian ini jika pengetahuan baik maka variabel yang menjadi penyerta utama adalah pendidikan. Pendidikan SMA dan PT akan secara langsung melakukan kunjungan ber KB, namun pendidikan SD akan melihat dukungan suami dan jumlah anak jika jumlah anak lebih dari 3 maka akseptor akan melakukan kunjungan berKB untuk mengatur kehamilan selanjutnya.

Article Details

How to Cite
Yunita, L., Anisa, F. N., & Saputri, R. (2023). Analisis Algoritma ID3 Pada Kunjungan Akseptor KB di Kota Banjarmasin. Jurnal Informasi Dan Teknologi, 5(3), 65-70. https://doi.org/10.60083/jidt.v5i3.392
Section
Articles

References

[1] BKKBN, “Antisipasi Baby Boom Pasca Pandemi COVID-19,” BKKBN, 2 Mei 2020. [Online]. Available:http://www.bkkbn.go.id. [Diakses 2 Mei 2020].
[2] BKKBN, K. RI, Bappenas, UNFPA dan E. O. Canada, “Strategi Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Berbasis Hak untuk Percepatan Akses terhadap Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Yang Terintegritas dalam Mencapai Tujuan Pembangunan Indonesia,” BKKBN, 4 Mei 2017. [Online]. Available: http://www.bkkbn.go.id. [Diakses 4 Maret 2020].
[3] UNFPA, “Impact Of The Covid 19 Pandemic on Family Planning and Ending Gender-based Violence, Female Genital Mutilation and Child Marriage,” Interim technical Note, 2020.
[4] F.-K. UGM, “Strategi Cegah Baby Pasca Pandemi Covid-19,” 2020. [Online]. Available: https://fk.ugm.ac.id/strategi-cegah-baby-boom-pasca-pandemi-covid-19. [Diakses 13 Mei 2020].
[5] A. T, M. B, M. W, N. S, C. L dan D. Z. a. B. R. L, “Early Effects of the Covid-19 Pandemic on Family Planing Utilisation and Termination of Pregnancy Services In Gauteng,” Jurnal of Clinical Medicine , vol. 2, p. 91, 2020.
[6] R. Matahari, Buku Ajar Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi, Yogyakarta: Pustaka Ilmu, 2018.
[7] S. Nurjasmi, “Situasi Pelayanan Kebidanan Pada Masa Pandemi Covid -19 dan memasuku Era New-Normal,” 2020. [Online].
[8] S. Purwanti, “Dampak Penurunan Jumlah Kunjungan KB terhadap Ancaman Baby Boom di Era Covid-19,” JURNAL BINA CIPTA HUSADA, vol. 16, no. 2, pp. 105-118, 2020.
[9] Witono & Suparna Parwodiwiyono, “Kepesertaan Keluarga Berencana pada Masa Awal Pandemi COVID-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta,” Jurnal Kependudukan, Keluarga, dan Sumber Daya Manusia, 2020.
[10] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta CV, 2019.
[11] A. A. Hidayat, Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kualitatif, Jakarta: HeadBooks, 2018.
[12] F. d. Isnandar Putri, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Akseptor Kb Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Praktik Mandiri Bidan Neneng Hayati Periode November- Januari Tahun 2021.,” Resository.stikesrspadgs.ac.id, 2021.
[13] M. S. a. K. Akutansi, “Implementasi Data Mining Dengan Metode Pohon Keputusan Alogaritma ID3 Untuk Menentukan Status Mahasiswa,” vol. 2, no. 1, pp. 82-86, 2018.
[14] Y. T. d. Aprilia, “Analisis Penggunaan Alat Kontrasepsi Sebelum Dan Saat Pandemi Covid-19,” Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS), 2020.
[15] d. Hikmatullah, “Penerapan Algoritma Interative Dichotomiser Three (ID3) dalam Mendiagnosa Kesehatan Kehamilan,” Kumpulan Jurnal Ilmu Komputer (KLIK), vol. 6, no. 2, 2020.
[16] Nurjasmi, E. (2020). Situasi Pelayanan Kebidanan pada Masa Pandemi COVID19 dan Memasuki Era New-Normal
[17]Saragih, E. (2020) Hubungan Pengetahuan Dan Motivasi Akseptor KB Suntik 3 Bulan Dengan Kepatuhan Kunjungan Ulang Di Poskesdes Desa Pndumaan. Journal of Midwifery 3 (1), 121-125.
[18]Yuliana, Y. (2020). Corona virus diseases (Covid-19): Sebuah tinjauan literatur. Wellness And Healthy Magazine, 2(1), 187-192.
[19]Aprillia, Y. T., Adawiyah, A. R., & Agustina, S. (2020). Analisis Penggunaan Alat Kontrasepsi Sebelum Dan Saat Pandemi Covid-19. JUKMAS: Jurnal Untuk Masyarakat Sehat, 4(2), 190-200.
[20]Manuaba, IAC., I Bagus, dan IB Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Edisi kedua. Jakarta: EGC. Saifuddin, Abdul.
[21] Dasgupta A, Kantorová V, Ueffing P. The impact of the COVID-19 crisis on meeting needs for family planning: a global scenario by contraceptive methods used. Gates Open Res. 2020;4:102, Accessed 4 Nov 2020
[22] Meetings Z. Recommendations for Contraceptive Use during COVID19 Pandemic. 2020;(April):1–5, Accessed 13 Nov 2020.
[23] WHO.2018. Family Planning: A Global Handbook For Providers. 2018 Edition. Collaboration USAID, John Hopkins Bloomberg School of Public Health, John Hopkins Center For Communication Program, and World Health Organization