Karakter Morfologi dan Identifikasi Kandungan Karbohidrat Beras Bambu Sebagai Pembeda Beras Putih

Main Article Content

Dwika Karima Wardani
Nur Asyiah Dalimunthe
Abdul Rahman

Abstract

Beras bambu kini mulai terkenal dikalangan masyarakat. Beras ini memliki kandungan protein tinggi dan memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan dengan beras putih pada umumnya. Tujuan penelitian ini untuk melihat karakter  morfologi pada beras bambu dan membandingkan dengan beras putih. Metode yang digunakan yaitu metode pengamatan visual menggunakan mikroskop digital 100x, pengukuran lainnya mengunakan jangka sorong dan timbangan analitik. Dari hasil pengamatan menunjukkan adanya perbedaan beras bambu dengan beras putih yang terlihat dari  warna, berat, panjang, lebar, tebal maupun bentuknya. Beras bambu memiliki warna hijau, berat 0.040 gram, panjang 7 mm, lebar 3 mm, tebal 2 mm, bentuk lonjong pipih panjang dan jumlah bulir per 100 gram sebanyak 37 bulir. Sedangkan beras putih memiliki warna putih, berat 0.020 gram, panjang 7 mm, lebar 2 mm, tebal 2 mm, bentuk bagian bawah lonjong dan bagian atas setengah meruncing dan jumlah bulir per 100 gram sebanyak 63 bulir.  Perbedaan warna beras bambu disebabkan karena adanya kandungan gizi dan klorofil tinggi terbuat dari sari pati bambu yang telah di perlakukan pada saat proses penggilingan. Dan dapat disimpulkan bahwa karakter morfologi yang sangat membedakan yaitu pada pengamatan warna, berat, lebar, bentuk dan jumlah bulir per 100 gram.

Article Details

How to Cite
Wardani, D. K., Dalimunthe, N. A., & Rahman, A. (2023). Karakter Morfologi dan Identifikasi Kandungan Karbohidrat Beras Bambu Sebagai Pembeda Beras Putih. Jurnal Informasi Dan Teknologi, 5(1), 83-87. https://doi.org/10.37034/jidt.v5i1.269
Section
Articles

References

[1] BPS, “Luas Panen dan Produksi Padi Di Indonesia 2020,” Badan Pusat Statistik, 2021.
[2] BPS, “Luas Panen dan Padi di Indonesia 2022,” Ber. Resmi Stat., vol. 10, no. 74, 2022.
[3] BPS, “Luas Panen dan Produksi Padi di Indonesia 2021 (Angka Sementara),” Ber. Resmi Stat., vol. 2021, no. 77, pp. 1–16, 2021, [Online]. Available: https://ntt.bps.go.id/pressrelease/2021/11/01/1026/pada-2021--luas-panen-padi-diperkirakan-sebesar-176-39-ribu-hektar-dengan-produksi-sebesar-730-93-ton-gkg.html
[4] Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, 2020, Luas Penen dan Produksi Padi Provinsi Sumatera Utara. 2021. [Online]. Available: https://www.ptonline.com/articles/how-to-get-better-mfi-results
[5] R. Widyani and T. Suciaty, Prinsip Pengawetan Pangan | PDF. Swagati Press, 2008. Accessed: Feb. 21, 2023. [Online]. Available: https://id.scribd.com/doc/67588730/prinsip-pengawetan-pangan
[6] W. A. Yulianto, Kimia Beras. Yogyakarta: DEEPUBLISH, 2021. Accessed: Feb. 12, 2023. [Online]. Available: https://www.google.co.id/books/edition/Kimia_Beras/H1gjEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=kimia+beras&pg=PA30&printsec=frontcover
[7] M. B. Ahimsa, P. Basunanda, and S. Supriyanta, “Karakterisasi Morfologi dan Fotoperiodisme Padi Lokal (Oryza sativa L.) Indonesia,” Vegetalika, vol. 7, no. 1, p. 52, 2018, doi: 10.22146/veg.33557.
[8] A. R. Sari, Y. Martono, and F. S. Rondonuwu, “Identifikasi Kualitas Beras Putih (Oryza sativa L.) Berdasarkan Kandungan Amilosa dan Amilopektin di Pasar Tradisional dan ‘Selepan’ Kota Salatiga,” Titian Ilmu J. Ilm. Multi Sci., vol. 12, no. 1, pp. 24–30, 2020, doi: 10.30599/jti.v12i1.599.
[9] E. Kamsiati, “Karakteristik Fisik dan Kimia Beras Indigenous dari Lahan Pasang Surut di Kalimantan Tengah,” J. Pangan, vol. 27, no. 2, pp. 107–116, 2018, doi: 10.33964/jp.v27i2.366.
[10] J. Mangiri, N. Mayulu, and S. E. S. Kawengian, “Gambaran Kandungan Zat Gizi Pada Beras Hita (Oryza sativa) Kultivar Pare Ambo Sulawesi Selatan,” J. e-Biomedik, vol. 4, no. 1, pp. 2–6, 2016, doi: 10.35790/ebm.4.1.2016.11050.
[11] D. F. Hanas, E. Kriswiyanti, and I. K. Junitha, “Karakter Morfologi Beras Sebagai Pembeda Varietas Padi,” Indones. J. Leg. Forensic Sci., vol. 7, p. 23, 2017, doi: 10.24843/ijlfs.2017.v07.i01.p04.
[12] D. G. Patria, Sukamto, and Sumarji, Rice Science and Technology (Ilmu dan Teknologi Beras), vol. 53, no. 7. 2021.
[13] Departemen Pertanian, Panduan Sistem Karakterisasi dan Evaluasi Tanaman Padi. Bogor: Sekretariat Komisi Nasional Plasma Nutfah, 2003.
[14] M. E. et al Rahman, ANF. Mahendradatta, “Vol. 1 Issue 2, 20 Desember 2018,” vol. 1, no. 2, pp. 118–126, 2018.
[15] H. Munawaroh, H. M. Wahda, and F. Taufiq, “Kandungan Fe , Protein , Air , Lemak , Abu , Karbohidrat Dan,” J. Teknol. Pangan, vol. 3, no. 1, pp. 1–8, 2019.
[16] N. Afifah and N. Zakiyah, “Review Artikel: Indeks Glikemik Pada Berbagai Varietas Beras,” Farmaka, vol. 18, no. 2, pp. 1–15, 2020.
[17] T. K. M. Novianti, Muli, Vanny, M.A, “Analisis Kadar Glukosa Pada Nasi Putih,” vol. 6, no. May, pp. 107–112, 2017.
[18] Siregar NS, “Karbohidrat,” J. Ilmu Keolahragaan, vol. 13, no. 2, pp. 38–44, 2014.
[19] B. O. Juliano and A. P. P. Tuaño, “Gross structure and composition of the rice grain,” in Rice: Chemistry and Technology, Elsevier, 2018, pp. 31–53. doi: 10.1016/B978-0-12-811508-4.00002-2.
[20] N. Suryani, D. Widayati, and R. Abdulrrachim, “Analisis Indeks Glikemik, Kadar Serat dan Karbohidrat Nasi dari Varietas beras Siam (Mutiara, Unus dan Saba),” J. Kesehat. Indones. (The Indones. J. Heal., vol. XI, no. 1, pp. 1–6, 2020.